Biasanya kalau saya ‘pulang’ ke kota Medan, pasti hanya sekedar keliling kota ketemu teman-teman, adek-adek-an, kakak-kakak-an jaman SMP-SMU dulu. Setelah itu baru berangkat lagi, deh, ke rumah di Sibolga. Jarang sekali keliling ke tempat-tempat menarik yang ada di kota Medan. Nah, Desember 2014 silam, saya pun menyempatkan beberapa untuk benar-benar keliling ke tempat-tempat menarik yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Padahal pernah tinggal 6 tahun di kota Medan dan semuanya belum ditulis disini hehe.
Setelah melihat mirisnya kondisi Istana Maimoon (nanti diceritakan dalam postingan berbeda, ya), kami pun berangkat ke Maha Vihara Maitreya, sebuah tempat sembahyang saudara-saudara kita umat Buddha. Katanya, sih, terbesar se-Asia Tenggara. Sayang, meteran jahit yang saya bawa tak cukup panjang untuk mengukurnya.
Menurut teman-teman saya, Maha Vihara Maitreya lebih dikenal dengan sebutan Cemara Asri. Disebut demikian mungkin karena memang terletak di komplek perumahan Cemara Asri. Awalnya pun saya ga ngeh kalau Cemara Asri yang dimaksud adalah sebuah vihara.
Sekitar pukul dua siang kami pun tiba di Maha Vihara Maitreya yang baru selesai dibangun tahun 2008 ini. Ternyata eh ternyata, waktu itu sudah memasuki jam istirahat. Ga tanggung-tanggung istirahatnya sampai pukul 7 malam, gaes. Mateng aja kan menunggu segitu lama. Teman saya pun tak tahu mengenai jadwal kunjungan disana.
Sebenarnya yang ditutup hanyalah bagian dalam yang berada disisi kanan, sisi kanan dan sisi belakang altar penyembahan saja. Umat masih bisa beribadah dengan bebas, dan masyarakat umum juga masih diperbolehkan untuk berada disekitar vihara.
Akhirnya saya pun berinisiatif untuk mendatangi kantor informasi yang berada disisi kiri. Diruangan itu saya ketemu dengan dua cici-cici mungil yang unyu. Dengan celana pendek, kaos, sendal dan menenteng kamera (ga sopan, jangan ditiru ya), saya pun mengutarakan niat dan berharap agar diperbolehkan masuk.
Singkat cerita, kami pun diperbolehkan masuk. Tapi selain itu, ternyata kami juga di-guide sama salah seorang yang bertugas saat itu, namanya Budi. Dengan senang hati dia menceritakan mulai dari sejarah berdirinya vihara tersebut, kegiatan-kegiatan yang sudah pernah diadakan, dan dengan senang hati pula menjawab semua ke-kepo-an kami.
Disisi kanan gedung, kita bisa melihat sebuah patung Dewi Kwan-Im dan terdapat playground tempat anak-anak bermain. Oya, di depan Vihara Maitreya ini sedang dibangun sekolah dari tingkat playgroup hingga SMU. Sekolah ini nantinya dibuka untuk semua kalangan tanpa membedakan suku, ras, dan agama. Jadi selama proses pembangunan sekolah tersebut, banyak ruang-ruang yang berada di gedung sebelah kiri dan kanan vihara yang digunakan sebagai ruang kelas. Jadi playground tersebut hanya sementara saja.
Masuk dibagian belakang yang persis berada dibelakang altar penyembahan, ada banyak terdapat lukisan-lukisan yang menceritakan tentang bagaimana hewan-hewan sebenarnya memiliki perasaan juga, takut akan kematian juga, dan tidak mau mati dibilah pisau manusia. Kamu pernah ga mengganggu anak ayam, bebek, angsa, atau mungkin anak anjing, kemudian induknya marah-marah? Begitulah kira-kira kita diajarkan untuk bisa harmonis dengan alam dan segala isinya, seperti bait pada Hymne Inla ini:
“Bersama mari membangun
Keluarga yang harmonis dengan alam
Masyarakat yang harmonis dengan alam
Bangsa yang harmonis dengan alam
Dunia manusia alam berpadu menuju damai”
Dijaman sekarang ini, bisakah kita hidup harmonis? Tanyakan diri masing-masing, ya.
Sambil bercerita tentang Buddha, kami pun sudah sampai disisi yang satunya lagi. Disini terdapat patung Dewi Kwan-Im juga dan kolam tempat ikan hias. Kami pun menyudahi tur singkat di Maha Vihara Maitreya ini dengan membawa pulang satu kata kunci untuk kehidupan, harmonis.
Lokasi Maha Vihara Maitreya
Jl. Cemara Boulevard Utara No. 8,
Komp. Perumahan Cemara Asri, Medan 20371
Tel. 061-6633300, Fax. 061-6634432
Email: [email protected]
***
Tulisan ini dibuat untuk mengingat kebaikan saudara-saudara saya di Maha Vihara Maitreya dan bertepatan dengan hari kebesaran umat Buddha sekalian.
Selamat Memperingati Hari Raya Waisak, Saudaraku.