Pantai Pandawa hari itu mendadak ramai dengan orang-orang berkostum dari berbagai usia dan kalangan. Saya dan Satya yang saat itu baru kembali (lagi) dari Riug Paragliding yang lokasinya masih satu area. Oleh panitia kami disuruh menunggu di lobby hotel untuk nanti bersama-sama ke lokasi event Badung International Art Carnival (BIAC) 2018.
Saya sendiri sebenarnya tak tahu ada event sebesar ini sedang berlangsung di Pantai Pandawa. Awalnya untuk menemani Satya sebagai salah satu juri video bersama Om Arbain Rambey dan Om Benny Kadarhariarto. Menurut saya, perhelatan sebesar ini sangat minim informasi. Saya sendiri yang sudah tinggal di Bali hampir 3 tahun dan sering wara-wiri di daerah Kuta sekitarnya tak mengetahui bakal ada event ini. Bisa jadi, saya dan masyarakat lainnya lebih tau siapa DJ yang bakal main di Sky Garden bulan depan. Kalau tak diajak oleh Satya, mungkin saya masih berada didalam kamar asik dengan laptop.
Sekitar pukul 15.30, berempat bareng Satya, Om Arbain dan Om Benny, kami kemudian berangkat ke lokasi event yang berada di Pantai Pandawa mengikuti rombongan pejabat-pejabat Kabupaten Badung. Melewati loket tiket ke Pantai Pandawa, ratusan orang yang kebanyakan adalah pengisi acara sudah berada dipinggir jalan lengkap dengan kostumnya.
Jalanan yang sudah macet membuat kami keluar dari mobil dan memutuskan untuk berjalan kaki, sesaat setelah rangkaian pawai karnaval dimulai. Perlahan, rombongan karnaval bergerak dari belokan pertama setelah pintu gerbang Pantai Pandawa, menuju ke lapangan parkir yang sudah disulap menjadi panggung, sebagai pusat acara.
Saya dan yang lainnya sudah berpencar mengabadikan event ini dengan ‘alat perang’ masing-masing. Untungnya saya selalu membawa kamera didalam tas backpack ketika saya bepergian. Event seperti ini amat sangat sayang untuk dilewatkan, mumpung saya sedang disana pula.
Tiba dilokasi panggung, saya baru tahu ternyata event yang sedang berlangsung hari itu adalah Festival Budaya Bahari yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Badung, yang akan berlangsung hingga 24 Mei 2018. Acara pembukaan Festival Budaya Bahari ini sekaligus diisi dengan pawai karnaval Badung International Art Carnival (BIAC) yang dikoordinir oleh Sanggar Seni Pancer Langiit.
Secara keseluruhan, Badung International Art Carnival (BIAC) ini menjadi daya tarik sendiri. Ada total sekitar 150 kostum dari berbagai daerah dan negara yang hadir. Bahkan tim dari Jember Fashion Carnival pun turut hadir memeriahkan acara.
Ngobrol dengan Bli Ngurah Wahyu dari Sanggar Seni Pancer Langiit, acara karnaval ini ternyata sudah kali kedua diselenggarakan. Menurut saya, acara berlangsung cukup meriah dan sukses. Mengingat untuk menyelenggarakan event sebesar ini, panitia hanya memiliki waktu sebulan saja. Saya berharap