Dari Desa Aluh-aluh di pinggir Sungai Barito, sehabis mengunjungi habitat monyet Bekantan di Pulau Kaget, rombongan road trip Kalimantan “Terios 7 Wonders” kemudian bergerak menuju kawasan Pegunungan Meratus di Kandangan. Tujuan kami kesana adalah untuk melihat salah satu ‘wonder’ alias ‘keajaiban’, yaitu Bunga Anggrek Hitam, anggrek hutan khas Kalimantan.
Siapa sih yang ga kenal dengan bunga anggrek, atau istilah kerennya Orchidaceae. Semuanya pasti sudah tahu, bukan? Menurut saya pribadi, baunya sih biasa saja tak seperti bunga pada umumnya yang memiliki aroma khas, bahkan bunga anggrek cenderung tidak memiliki aroma bebauan apapun.
Namun, lagi-lagi menurut pendapat pribadi saya, karena bentuknya yang indah dengan warna yang cantik-cantik sehingga banyak orang yang mencarinya, terutama kaum wanita. Mama saya misalnya memelihara bunga ini di pekarangan rumah. Tak jarang pula saya melihat bunga ini disematkan untuk menghias mempelai pengantin wanita.
Di Jakarta sendiri tak susah menemui bunga anggrek ini. Ada banyak sekali tempat pembudidayaan bunga anggrek yang bisa kita temui. Misalnya saja di taman anggrek Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Nah, bedanya dengan yang akan kami temui di sini adalah karena jenis bunga anggrek hitam (Coelogyne Pandurata) ini termasuk spesies anggrek yang hanya tumbuh di bumi Kalimantan saja. Makanya, ga salah jika target ‘Wonders’ kami berikutnya adalah flora khas Kalimantan ini.
Kami langsung bergegas mencari keberadaan anggrek hutan tersebut begitu tiba di Desa Malutu, Kandangan. Sebenarnya kami sudah cukup terlambat saat tiba menjelang sore hari. Karena akan cukup sulit mencarinya karena biasanya tumbuh di pinggir tebing. Apalagi ditambah dengan hari yang sudah mulai gelap.
Benar saja, kami tak menemui bunga anggrek hitam ini bermekaran di sana. Anggrek hutan khas Kalimantan ini ternyata memiliki masa mekar antara bulan Maret hingga bulan Juni. Huft… sayang sekali.
Keistimewaan Bunga Anggrek Hitam
Meski cukup kecewa ga dapat melihat langsung bunga anggrek khas Kalimantan ini, seluruh rombongan Terios 7 Wonders kemudian meluncur menuju rumah salah seorang masyarakat tak jauh dari lokasi anggrek hutan di kawasan Pegunungan Meratus. Setidaknya, dengan berburu pengetahuan tentang anggrek hutan bisa mengurangi rasa kecewa kami.
Mas Dedy Adriady, pemuda lokal, seorang pecinta bunga anggrek yang membudidayakan berbagai jenis tanaman anggrek di pekarangan rumahnya. Menurutnya, ada sekitar 10 jenis anggrek langka di rumahnya, mulai dari jenis: Phalaenopsis, Dendrobium, Panda, Coelogyne (jenis anggrek hitam), hingga anggrek hybrid (anggrek hasil perkawinan silang). Lengkap banget ya!!
Dari ceritanya jugalah saya baru ketahui, meski disebut anggrek hitam, namun warna asli bunga anggrek hitam tersebut justru berwarna hijau dan memiliki panjang sekitar 15-20 cm dan salah satu spesies flora yang dilindungi oleh negara. Tertuang dalam PP No. 7 tahun 1999 tentang habitat asli di Kalimantan.
Berikut beberapa jenis anggrek-anggrek yang ada di rumah penangkaran mas Dedy:
Jadi kalau kamu pecinta anggrek dan pengen banget melihat secara langsung pesona liarnya bunga anggrek hitam khas bumi dayak ini, datanglah diantara bulan Maret-Juni.
***
Perjalanan mencari Bunga Anggrek Hitam khas Kalimantan ini merupakan rangkaian perjalanan Road Trip di Kalimantan bersama Terios 7 Wonders “Borneo Wild Adventure”.