Salah satu hal yang selalu bikin saya penasaran sejak awal 2024 adalah kereta cepat Whoosh. Katanya, ini moda transportasi paling futuristik di Indonesia—cepat, nyaman, dan bisa bikin Jakarta–Bandung terasa cuma sepelemparan batu.
Tapi di antara banyak rencana iseng menjajal Whoosh, yang akhirnya kejadian justru adalah perjalanan bareng keluarga, plus tante saya yang sudah lansia. Perjalanan penuh pertimbangan, tentu saja, karena ini bukan cuma soal “nyobain kereta baru”, tapi soal bagaimana memastikan semua aman dan nyaman, terutama buat orang tua.
Dan hasilnya? Lebih menyenangkan dari yang saya bayangkan.
Apa Itu Kereta Api Cepat Whoosh?
Kalau kamu belum tahu, WHOOSH ternyata merupakan singkatan dari “Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat”. Whoosh adalah kereta cepat pertama di Indonesia, yang menghubungkan Jakarta (Stasiun Halim) ke Padalarang dalam waktu kurang dari 40 menit, dengan kecepatan maksimal 350 km/jam.
Untuk melanjutkan ke Kota Bandung, penumpang akan berpindah ke KA Feeder, yang mengantar ke Stasiun Bandung Kota.
Rute kami hari itu:
- Halim → Padalarang (Whoosh)
- Padalarang → St. Bandung (Feeder)
- Eksplorasi Bandung
- Pulang via rute sebaliknya.
Tips Booking & Pilih Kursi Whoosh
Booking tiket Whoosh sangat mudah, yakni bisa lewat aplikasi seperti tiket.com atau website resmi KCIC. Namun, yang tak kalah penting banget, terutama kalau bawa orang tua adalah tips memilih kursi terbaik.
Memilih kursi terbaik Whoosh sebenarnya juga sudah banyak berseliweran di timeline short video. Ini menjadi penting banget karena membawa orang tua (lansia) pertama kali, dan inginnya mereka mendapatkan pengalaman yang menyenangkan.
Tips Pilih Kursi Whoosh Berdasarkan Arah Perjalanan
BTW, tips ini hanya berlaku kalau kamu pengen menikmati pemandangan, ya!
- Jakarta → Bandung
Pilihlah kursi ganjil di sisi kiri (1D/1F, 3, 5, 7, dst).
Kenapa? Karena jendelanya lebih lebar di sisi ini, pemandangan lebih puas! - Bandung → Jakarta
Pilih kursi genap di sisi kanan (2D/2F, 4, 6, 8, dst), karena posisi jendela yang sama seperti arah sebaliknya.
Gerbong Whoosh Terbaik untuk Lansia
Sebaiknya pilih gerbong 6 kalau kamu ingin dekat dengan eskalator, ini sangat memudahkan akses—terutama buat orang tua dan pengguna kursi roda. Jadi, saat kereta cepat Whoosh ini tiba di Stasiun Padalarang, begitu turun keluar pintu, kita akan langsung ketemu eskalator.
Fasilitas Ramah Lansia
Salah satu hal paling bikin lega dari seluruh perjalanan ini adalah pelayanan petugas Whoosh. Kami tinggal minta di konter check-in bahwa kami membawa penumpang lansia dan langsung disiapkan kursi roda.
Petugas Whoosh akan:
- Mengantar sampai ke gerbong, tidak hanya sampai pintu stasiun.
- Berkoordinasi dengan stasiun Padalarang dan Bandung agar bantuan kursi roda sudah siap di titik transit berikutnya.
- Mereka bahkan membantu saat pindah dari Whoosh ke KA Feeder dan sebaliknya.
Ini bukan hanya membantu secara teknis, tapi juga memberi rasa aman luar biasa.
Jadwal & Itinerary Singkat
Kami tak berencana untuk menginap, hanya one day trip kulineran di Bandung. Kira-kira begini jadwal dan itinerary singkat kami.
| 06.30 | OTW dari rumah ke Halim. |
| 07.00 | Tiba di Stasiun Halim. Check-in dan Boarding. |
| 07.25 - 08.02 | Naik Whoosh Halim ke Padalarang. |
| 08.02 - 08.11 | Waktu transit ke KA Feeder. |
| 08.11 - 08.29 | KA Feeder Padalarang ke St. Bandung. |
| 09.00 - 15.00 | Eksplorasi Bandung, khususnya kulineran. |
| 15.30 | Tiba kembali di St. Bandung. |
| 15.46 - 16.04 | Naik KA Feeder ke Padalarang. |
| 16.04 - 16.23 | Waktu pindah ke Whoosh |
| 16.23 - 16:52 | Naik Whoosh Padalarang ke Halim. |
Pengalaman Naik Whoosh Bareng Tante
Saya pribadi senang bisa ajak tante mencoba sesuatu yang “baru dan modern” seperti Whoosh. Dari awal beliau memang sudah excited—tapi juga agak khawatir:
“Goyangnya kenceng gak ya? Turunnya susah gak ya?”
Tapi semua kekhawatiran itu sirna begitu kami duduk nyaman di dalam kabin. AC-nya adem tapi gak dingin menggigit, kursinya empuk, dan suasananya tenang banget. Kereta melaju super cepat tapi nyaris tanpa suara. Tante saya sempat bilang:
“Ini sih kayak naik pesawat tapi gak perlu ke bandara!”
Pun waktu transit dari Whoosh ke KA Feeder (dan sebaliknya) memang singkat—hanya sekitar 9-19 menit. Tapi tidak perlu panik. Jalur sudah jelas, dan petugas juga sangat siap membantu, dan kalau membawa lansia, kursi roda pun siap disediakan.
Tips dari saya:
Terkadang kita tak ingin mengganggu kenyamanan penumpang lain. Tetaplah bergerak cepat tapi tenang. Jangan buru-buru lari-lari karena semuanya sudah terkoordinasi dengan baik.
Selama 6 jam di Bandung, kami hanya kulineran saja dengan santai. Selain sekalian mencoba moda transportasi baru—Whoosh—juga kami manfaatkan untuk mengunjungi sahabat tante yang sudah lama tak dijumpainya, sekaligus nostalgia menikmati suasana kota Bandung sambil kulineran.
Apakah Worth It Naik Whoosh Bareng Lansia?
Jawaban saya: sangat worth it!
Ini bukan hanya soal teknologi dan kecepatan, tapi soal bagaimana sistem ini didesain dengan aksesibilitas dan kenyamanan untuk semua kalangan.
- Perjalanan cepat & minim stres
- Pelayanan ramah & profesional
- Bisa jadi pengalaman berkesan buat orang tua
Tips Terbaik Naik Whoosh untuk Keluarga
- Pesan tiket online 5–7 hari sebelum hari H.
- Pilih gerbong 6 agar lebih dekat eskalator.
- Sesuaikan kursi dengan arah perjalanan (lihat tips genap–ganjil).
- Minta kursi roda jika membawa lansia, dan komunikasikan dengan petugas di awal.
- Bawa selimut tipis/jaket, camilan ringan, dan tisu basah.
- Untuk jam keberangkatan, pagi dan sore adalah waktu terbaik (tidak terlalu panas, tidak terlalu ramai).
***
Pengalaman naik Whoosh bareng tante jadi salah satu momen spesial dalam tahun ini. Cepat, nyaman, dan bikin kami berpikir: “kenapa gak dari kemaren-kemaren ya?”
Kalau kamu belum pernah coba, saya sarankan segera agendakan. Entah bareng pasangan, anak-anak, atau orang tua—kereta cepat Whoosh benar-benar untuk semua usia.
Sudah pernah coba juga? Ceritain dong pengalamanmu di kolom komentar!