Memotret diri sendiri, atau biasa kita menyebutnya selfie, sudah sangat lazim dilakukan sekarang ini. Dari yang hanya menggunakan sebuah smartphone yang memiliki kamera didepannya, hingga produk-produk kamera profesional yang sengaja menyasar ‘segmen’ selfie tersebut. Kebanyakan foto selfie diambil menggunakan sebuah smartphone. Teknologi dan kualitas hasil jepretan kamera pun terus berkembang. Kalau dulu kamera depan handphone dengan 2MP sudah bagus banget, sekarang 5MP mungkin saja kurang.
Selfie sudah menjadi tren sejak beberapa tahun lalu. Hampir setiap orang mulai narsis memajang berbagai gaya selfie di media sosial. Mulai dari rakyat jelata, publik figur, bahkan petinggi negeri ini sekalipun. Lihat saja, para anggota dewan terhormat negeri ini tak ketinggalan ber-selfie ria dengan salah satu kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang beritanya mengundang kehebohan pro dan kontra.
Hm… selfie menggunakan uang rakyat, ya?
Bagaimana dengan saya? (pertanyaannya mulai ikutan narsis).
Jujur saja, saya sendiri cukup jarang melakukan selfie. Beneran. Saat traveling pun saya biasanya lebih fokus mengabadikan objek-objek yang kebanyakan adalah foto landscape yang menjadi kegemaran saya, dan momen-momen yang saya temui diperjalanan. Baru kemudian sesekali memotret ala selfie menggunakan telepon genggam saya. Itupun ala kadar saja.
Sebenarnya, saya tak terlalu suka foto diri sendiri, hmm… mungkin lebih tepatnya tak pede. Jika pun ada, saya biasanya minta tolong rekan seperjalanan atau orang lain disekitar untuk memotret saya (dengan gaya itu-itu saja) sebagai dokumentasi pribadi. Saya cenderung pasrah dengan hasilnya. Mau bagus, instagramable banget atau ala kadarnya saja tak persoalan bagi saya. Bisa ditebak, saya jarang memotret narsis ala selfie alih-alih menjadi inisiator untuk mengajak selfie bareng.
Tapi belakangan, tepatnya beberapa hari ini saya jadi doyan banget berselfie ria. Hampir disetiap kegiatan saya sempatkan untuk melakukan selfie sejenak. Loh, apa sebabnya sehingga saya menjadi doyan selfie?
Adalah Samsung Galaxy J5 yang baru diluncurkan beberapa minggu lalu yang bikin saya menjadi demen banget berselfie ria belakangan ini. Yang membuat smartphone ini beda adalah karena fitur Samsung J5 yang dikhususkan untuk berselfie ria, yaitu: Built-in Front Flash Camera. Kalau saya mungkin menyebutnya sebagai ‘personal selfie lighting’.
Iya, handphone Samsung Galaxy J5 ini menyematkan sebuah cahaya flash LED dikamera depannya.
Dengan adanya fitur flash LED di kamera depannya akan semakin mendukung selfie saat posisi kita sedang minim cahaya atau kelebihan cahaya. Kameranya sendiri sudah didukung oleh kamera 5MP dengan apperture F2.2.
Ternyata tak hanya saya, teman-teman main saya pun tak kalah lebih asik menggunakan Samsung Galaxy J5 untuk menikmati dan mencoba semua fitur Samsung J5 ini.
Nah, beberapa hari ini saya dan teman-teman melakukan trip ke Kuching dan smartphone Samsung Galaxy J5 sangat membantu keriaan selfie kami. Hayuuuk!! Mari kita cek bagaimana hasil jepretan kamera Samsung J5 ini.
Baca juga: Perjalanan melewati perbatasan Entikong menuju Kuching
Sambil menunggu teman-teman dibandara, saya menyempatkan diri berselfie ria. Beginilah hasilnya saat backlight selfie menggunakan fitur Samsung Galaxy J5 bernama Flash Front Camera. Wajah kita kelihatan jelas. Jika tanpa flash didepan, hasilnya wajah kita akan terlihat gelap bahkan keseringan hanya siluet saja. Tak usah khawatir lagi saat ingin backlight selfie dengan background sunset.
Sabtu pagi, bus super eksekutif yang membawa kami dari Terminal Antar Bangsa Pontianak tiba di Kuching Sentral, Kuching. Kami langsung bergegas menuju hotel untuk meletakkan barang bawaan dan segera mengeksplor hal-hal menarik di pusat kota Kuching.
Masjid Bahagian Kuching menjadi tujuan pertama kami, kemudian dilanjutkan dengan menyusuri taman-taman rindang yang dengan pepohonan disepanjang sungai Sarawak yang terkenal itu.
Selfie semakin menjadi-jadi.
Dihari kedua pun sama, selfie dimana pun wajib hingga kamera full dengan foto-foto berselfie ria. Selfie berikutnya saat berada di Cat Museum, mencicipi seafood di Muara Tebas, hingga menunggu sore di klenteng Chingsan Yan.
Selain fitur-fitur yang sudah saya sebutkan diatas, ada juga fitur Palm Selfie seakan melengkapi Samsung Galaxy J5 dan Samsung Galaxy J7 ini. Fitur Palm Selfie ini berfungsi untuk mengurangi kita menekan tombol kamera. Cukup dengan pose telapak tangan, timer kamera selama 3 detik akan hidup otomatis. Kita hanya tinggal bergaya, kamera akan langsung jepret. Hasil selfie pun jadi kece.
Mengandalkan Layar Super AMOLED Samsung Galaxy J5
Mau jalan-jalan kemana pun kalau ga ada jeprat-jepret kurang seru rasanya, bukan. Apalagi ketika kita sedang traveling ke destinasi yang keren-keren. Pasti gatal banget pengen segera mengabadikannya, entah itu menggunakan kamera smartphone sampai peralatan kamera digital serius untuk hasil yang lebih bagus. Saya pun demikian sewaktu traveling, bahkan sampai hari saat ini masih menjelajah Borneo, saya demen banget membawa segambreng peralatan kamera dengan beberapa jenis lensa. Tujuannya sih demi kualitas, tapi malah sering ribet sendiri dan kecapean membawa peralatan-peralatan itu.
Tambah repotnya lagi adalah kalau kita juga pengen tetap eksis di sosial media dengan membagikannya secara langsung ditambah tagging lokasinya. Saya harus menunggu kelar traveling dulu, memindahkan data ke laptop dan edit-edit sedikit baru kemudian bisa diupload diakun media sosial. Lain hal kalau kameranya sudah dilengkapi fitur transfer ke smartphone via wifi yang harganya mahal. Curcol ya, mas?
Kalau nasib kamu sama dengan saya, paling benar ya menggunakan kamera smartphone yang selalu siap sedia. Kita tinggal mengeluarkannya dari saku celana, langsung jeprat-jepret. Penggunaannya pun lebih mudah dengan live preview langsung di layar handphone kita. Kualitas foto yang dihasilkan pun sudah semakin bagus.
Sedikit sharing, saya sendiri saat ini sedang melakukan perjalanan menjelajah borneo dari Palangkaraya Kalimantan Tengah hingga nanti tujuan akhir di Derawan. Dalam perjalanan ini banyak sekali tempat-tempat menarik yang sudah saya kunjungi dan sering mengandalkan smartphone untuk mengambil dan mengabadikan gambar dan momen-momen penting.
Smartphone yang saya gunakan adalah Samsung Galaxy J5. Salah satu keunggulan yang dipunyai smartphone ini adalah teknologi layar yang dimilikinya. Samsung Galaxy J5 sudah didukung layar Super AMOLED. Apa itu AMOLED? AMOLED, kepanjangan dari Active-Matrix Organic Light-Emitting Diode, adalah teknologi layar yang bisa menghasilkan sekitar 90% warna Adobe RGB sehingga warna-warna yang dihasilkan lebih hidup dan tajam. Apalagi ditambah dengan lebar layarnya yang 5 inch serta menggunakan layar sentuh.
Setelah itu saya tinggal tenang saja mengupload keceriaan-keceriaan saya saat traveling di media sosial.
Samsung Galaxy J5 Sudah Support 4G LTE
Ngomongin tentang Samsung Galaxy J5 memang ga ada habisnya. Setelah review-review sebelumnya tentang keunggulan yang dimiliki seperti front flash LED, dan layar supernya yang sudah mendukung teknologi sAMOLED sehingga dapat menghasilkan kualitas gambar yang jauh lebih baik, masih ada satu lagi, nih, fitur unggulan Samsung Galaxy J5 yang perlu kamu ketahui.
Apa itu?
Smartphone yang dipatok diharga 2 jutaan ini sudah didukung oleh teknologi 4G yaitu teknologi jaringan internet super cepat generasi keempat berbasis Internet Protocol (IP). Pendeknya, teknologi ini bikin transfer data jadi lebih cepat dan stabil.
Melihat sejarah perkembangannya, teknologi 4G (fourth-generation) ini adalah teknologi yang paling mutakhir. Mulai dari ditemukannya teknologi generasi pertama, 1G, ditahun 1980 yang menjadi cikal bakal teknologi telepon seluler. Waktu itu hanya ada transfer suara alias berbasis radio.
Masih ingat ‘kan henpon jadul dengan ukuran besar berantena dengan tombol-tombolnya yang besar? Kemudian, di tahun 90an hadir generasi berikutnya 2G dengan standar teknologi suara digital pertama yaitu GSM dan CDMA. Di era ini, kualitas panggilan suara sudah lebih baik dari sebelumnya, ditambah adanya SMS-MMS dan sudah bisa melakukan web browsing sederhana.
Di era 3G dan 3G+, teknologi jaringannya sudah jauh lebih berkembang dengan jaringan layanan suara dan data sekaligus, dimana akses internetnya sudah menggunakan pita lebar. Ibaratnya, teknologi 2G itu adalah pesawat terbang, teknologi 3G adalah jet tempur. Inilah teknologi seluler yang kita pakai sekarang.
Nah, sekarang teknologi yang paling baru adalah 4G ini. Di teknologi ini, jaringannya sudah menggunakan pita ultra lebar yang berstandar WiMAX dan LTE (Long Term Evolution) The True Mobile Broadband, dimana kecepatannya sudah seperti roket. Kalau download video di jaringan 3G, kita akan mendapat standar definition video dengan kualitas yang rendah, sementara di teknologi 4G ini, kita sudah bisa download/upload High Definition video dengan kualitas yang tinggi.
Untuk mengakses jaringan 4G itu, kita harus menggunakan handset yang sudah mendukung 4G dan belum semua handset, lho, yang mendukung teknologi tersebut. Nah, smartphone Samsung Galaxy J5 yang baru launching beberapa minggu lalu ini sudah didukung dengan teknologi 4G LTE.
Kebayangkan gimana fitur-fitur yang tersemat di dalam Samsung Galaxy J5 ini semakin membuatnya powerful, apalagi ditambah dengan harganya murah banget, hanya 2 jutaan saja. Traveling kamu jadi tambah asik kalau bawa smartphone ini.