Tak lengkap rasanya bila datang ke suatu daerah namun tak mencicipi kuliner setempat. Kali ini, saya ingin berbagi cerita perjalanan saat menikmati makanan udang dengan rasa yang spesial, yaitu Paliat, makanan khas Kalimantan Selatan.
Sekitar pukul 10 siang sehabis mengunjungi habitat kerbau rawa di danau panggang, tim Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure melanjutkan etape selanjutnya yaitu dari Amuntai—Balikpapan—hingga ke Samarinda yang menempuh jarak 234 kilometer selama kurang lebih 10 jam perjalanan.
Di etape ini ketangguhan New Daihatsu Terios kembali diuji dengan trek-trek yang bervariatif seperti jalan beraspal mulus hingga jalan rusak berlubang dibeberapa titik.
Dalam perjalanan menuju Balikpapan, rute yang kami lalui akan melewati kabupaten Tabalong. Nah, menurut mas Barry Kusuma, yang sudah keliling nusantara, di daerah ini terdapat kuliner khas Tabalong yang sangat enak.
Sekitar pukul satu siang, rombongan kami pun tiba di Kabupaten Tabalong dan berhenti disalah satu Rumah Makan Paliat khas Tabalong Hj. Mariam Jainudin. Tentu saja saya mengikut saja dan tak sabar merasakannya.
Setelah sebelumnya menyantap Lontong Orari di Banjarmasin, berarti Paliat ini merupakan makanan khas daerah kedua yang kami cicipi selama perjalanan Terios 7 Wonders ini.
Sedikit cerita tentang Paliat.
Paliat berasal dari kata Kelapa dan Liat (Lekat) yang artinya santan kental. Karena terbuat dari bahan ikan segar dan santan kental otomotis kadar lemak atau kolesterolnya pun tinggi. Untuk menurunkan kadar lemaknya, Paliat kemudian dicampur dengan Limau Kulit (jeruk protol).
Sebagian orang takut mengkonsumsi limau kulit tersebut karena rasa dan aromanya yang khas dapat meningkatkan asam lambung. Akan tetapi, kadar lemak dan asam yang terdapat dalam limau kulit jeruk tersebut dinetralisir oleh bumbu paliat itu sendiri yang sebagian besar, 90%, terdiri atas kunyit.
Rempah-rempah khas Indonesia. Hebat ya!
Saya, kak Vira, Sefin dan Mas Tony duduk satu meja memesan Paliat udang. Semuanya terlihat tak sabar menunggu makanan datang. Satu porsi terdapat dua udang dengan ukuran besar kemudian ditambah sayur nangka yang digoreng dan lalapan.
Benar-benar nikmat sekali rasanya. Bumbunya ini benar-benar enak dan meresap ke dalam udang. Saya dan Sefin pun memutuskan untuk menambah satu porsi Paliat udang lagi hahaha.
Jika mampir ke Kabupaten Tabalong mencoba Paliat adalah suatu keharusan. Tak hentinya saya sumringah kekenyangan sehabis keluar dari rumah makan tersebut. Saya rasa kami semua pun bahagia melanjutkan perjalanan kembali menuju Balikpapan.
***
Cerita perjalanan menikmati makanan khas Kalimantan Selatan ini merupakan rangkaian perjalanan Road Trip di Kalimantan bersama Terios 7 Wonders “Borneo Wild Adventure”.