Indonesia itu, semakin ke timur semakin cantik dan memesona. Mulai dari keindahan alamnya, pantai yang cantik hingga bawah lautnya, plus masih sepi. Meski ongkos transportasi menuju Indonesia Timur itu ga bisa dibilang murah, toh, banyak juga yang mendambakan bisa traveling ke sana. Apalagi ditambah dengan cerita-cerita traveller dan foto-foto di linimasa Instagram yang semakin bikin penasaran.
Salah satu daerah di Indonesia Timur yang saya kunjungi beberapa waktu lalu adalah Kepulauan Kei, di Maluku Tenggara. Pulau Kei ini menjadi daerah paling jauh yang pernah saya kunjungi di Indonesia. Pesonanya jangan ditanya lagi. Saat trip ke Pulau Kei kemarin, ada banyak rasa kagum yang terucap berulang kali.
Mengunjungi Pulau Kei bukan perkara mudah. Butuh setidaknya 2 kali penerbangan dari Jakarta. Pertama bisa terbang ke Ambon dulu menggunakan Lion Air kemudian lanjut menggunakan Garuda Indonesia dari Ambon ke Bandara Karel Satusuitubun di Langgur, Kei.
Kamu bisa cek jadwal dan beli tiket pesawat ke tujuan tersebut di Traveloka. Menurut saya selain murah, OTA satu ini sekarang sudah menyediakan fitur Check-in Online untuk memudahkan urusan perjalanan dengan pesawat, terlebih untuk yang tak suka repot alias buru-buru kejar waktu datang ke airport hanya demi check-in di counter-nya, termasuk saya.
Begitu tiba di Pulau Kei, jangan kaget disambut sama sunset yang aduhai ya!
Baca juga: Photostory Trip Ke Pulau Kei
Nah, di Pulau Kei ini ada banyak pantai-pantai pasir putih yang cantik yang bisa bikin kamu terpesona. Keunikannya lagi, pantai-pantai di sini bisa surut beberapa kilometer ke tengah laut. Sehingga, dua tahun belakangan ini diadakan Festival Meti Kei, yaitu perayaan saat air pantai surut.
Salah satu pantai yang bikin saya terpesona adalah Pantai Ngurbloat atau Pantai Pasir Panjang. Disebut begitu karena panjangnya bisa sampai 3 km. Sehabis mengunjungi jejak telapak leluhur dan Pantai Ohoidertawun, menyusuri sisi pantai melewati rumah-rumah penduduk, tak berapa lama kami tiba juga di Pantai Ngurbloat. Pantai Ohoidertawun memang masih satu garis pantai dengan Pantai Ngurbloat.
Di sepanjang Pantai Ngurbloat sudah berjejer saung-saung yang disewakan oleh masyarakat lokal. Bahkan ada satu cafe dadakan yang menyediakan bantal-bantal santai (bean bag) warna-warni berjejer untuk memanjakan tamunya sambil menikmati sunset.
Pantai Ngurbloat, pantai pasir putih nan lembut
Turun dari bus dan memesan kudapan ala kadarnya, ga pake lama kami langsung berhamburan ke pantai. Saya kegirangan cenderung katrok begitu menjejakkan kaki di pasir Pantai Ngurbloat. Gimana enggak, pasirnya lembuuuut banget seperti bedak mahal kamu hahaha! Hampir di sepanjang Pantai Ngurbloat, pasir pantainya lembut banget.
Selain menikmati pesona pantai ini, bagi saya, Kak Leo, Taufan Gio, Kokoh KoperTraveler, dan Mas Faat AyoJalan2, sebagai petani konten jaman now, Pantai Ngurbloat ibarat ladang yang tinggal dipanen saja. Ga perlu skill-skill mumpuni untuk mengabadikan gambar di sepanjang Pantai Ngurbloat. Tinggal pose dan jepret saja!
Perahu-perahu kecil milik nelayan lokal tak ayal kami jadikan sebagai ‘properti’ untuk menambah cantik foto. Tak cuma perahu-perahu saja, batang pohon kelapa yang bengkok pun kami jadikan ‘properti’. Duh, jadi petani konten itu ribet juga ya haha.
Baca juga: Daftar pantai di Indonesia yang tak kalah indahnya.
Sunset cantik yang aduhai
Hari sudah mulai petang, langit mulai berubah warna kemerahan dan tampaknya matahari akan kembali ke peraduannya. Dari spot ‘batang pohon kelapa’ ini, kami berbalik arah. Kembali menyusuri pantai ke sisi satunya lagi.
Melihat matahari yang semakin jatuh dan akan menghilang, saya kemudian berhenti di tengah jalan dan langsung duduk beralaskan pasir pantai yang lembut sambil memasang tripod dan mengarahkan kamera saya menuju matahari.
Saya tak mau kehilangan momen seperti ini sementara teman-teman yang lain lanjut menyusuri pantai.
Lagi-lagi saya mengucap kekaguman dalam hati, dan bersyukur bisa mengunjungi Pantai Ngurbloat. Sambil menikmati senja, tak jauh dari tempat saya duduk, sepasang paruh-baya yang sepertinya suami istri tampak duduk mesra berdampingan. Sepertinya mereka juga begitu menikmati sunset kala itu.
Kami kembali ke saung, sambil beristirahat menikmati teh, kopi, dan kudapan yang mulai dingin. Berbagi cerita dan tawa. Hari itu, Pantai Ngurbloat benar-benar memberikan pesona terbaiknya untuk kami.
Baca juga cerita lainnya waktu di Pulau Kei.