Bagi saya yang berprofesi sebagai full time travel blogger, foto adalah salah satu aset terbesar yang saya miliki. Lantas bagaimana kalau sampai lupa backup data? Tentu saja hal ini menjadi salah satu mimpi terburuk yang pernah saya alami (untuk kesekian kalinya).
Iyes, kamu ga salah baca. Ini sudah kesekian kalinya.
Inilah yang pengen saya bagi buat teman-teman travel blogger yang belum melakukan backup data.
Kalau yang sudah, bagus! Lanjutkan.
Nah, kalau yang belum, mulailah dari sekarang, jangan kayak saya nantinya. Bikin postingan serupa dengan nasib yang sama hahaha.
***
Saya sendiri baru menyadari kehilangan salah satu hardisk eksternal saya saat sedang mengerjakan sebuah proyek rewrite sejumlah cerita perjalanan saya di blog ini dengan sebuah brand.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya di atas, konten, baik itu tulisan, foto, dan video merupakan salah satu aset terbesar seorang travel blogger, atau secara umum bagi konten kreator.
Saat selesai menulis artikel tentang Pulau Padar, dan akan memilih-milih foto yang akan saya sertakan, saya baru sadar hardisk eksternal tersebut tidak ada di meja kerja saya.
Sudah dicari kemana-mana tidak ketemu juga. Mencoba recall memory pun, tak kunjung membantu.
Hanya sosok seorang teman penghuni kamar sebelah yang selalu terbayang sebagai pelakunya (walau sesungguhnya tak ingin suudzon pula). Namun, hanya dia yang sering masuk ke kamar saya, lantas hilang pindah kosan tanpa pamit dan nomornya pun tak bisa dihubungi lagi.
Saya kemudian menertawakan diri sendiri, gimana seringnya saya ngomel tak karuan ke adek saya — Satya Winnie — yang suka teledor dengan peralatannya, salah satunya dengan hardisk.
Waktu itu saya kelimbungan, uring-uringan beberapa hari, mencari cara bagaimana saya menyelesaikan kontrak kerja tersebut. Bahkan terpikir untuk kembali ke beberapa lokasi hanya untuk mengambil beberapa foto saja. Lah, ga cuan dong nanti, bang!
Yah, begitulah mimpi buruk itu pernah terjadi.
Backup Data tak cukup hanya sekali
Saya sendiri menyadari betapa pentingnya untuk backup data dan photo dalam pekerjaan saya ini. Pun, saya juga menyadari kalau backup itu tak cukup hanya sekali.
Sebelumnya, saya mempunyai dua hardisk eksternal Seagate dengan kapasitas masing-masing 1TB. Satu hardisk 1TB untuk backup foto yang sangat lama dan satu lagi untuk file-file terbaru bila sudah selesai proses di laptop.
Tapi masalahnya kedua hardisk tersebut selalu saya bawa di dalam salah satu kompartemen tas kemanapun saya pergi.
Jadi, kalau saya kecolongan tas, wis hidup saya pun hilang. Kan laptop juga di situ haha.
Backup Plus Hub Seagate 8TB
Untuk memulai ‘hidup baru’, jadinya saat ini saya menggunakan Backup Plus Hub Seagate 8TB.
Mungkin ada sekitar 2 bulan lebih (sejak mimpi buruk itu) saya mencari-cari, menimbang, hingga memutuskan menggunakan Backup Plus Hub Seagate ini sebagai backup utama saya, yang akan ditinggal di rumah, dan mulai membiasakan diri merapikan data dan yang paling utama membiasakan diri untuk backup selesai traveling.
Hard Drive ini tersedia beberapa varian kapasitas, mulai dari 4TB, 6TB, 8TB, dan 10TB. Harganya tentu saja bervariasi tergantung kapasitasnya. Kamu tinggal pilih sesuai kebutuhan kamu saja mana yang cocok.
Untuk melengkapi kebutuhan, saya juga tetap menyiapkan online backup 1TB di salah satu online storage untungnya gratis karena termasuk dalam satu paket pembelian software.
Hanya, permasalahan untuk online storage ini adalah lamanya proses upload karena tergantung dengan kecepatan internet yang kita miliki. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam disini.
Nah, kalau kamu gimana backup data-nya, geng? Mungkin ada juga yang mau sharing di kolom komentar?!