Meski belum puas di Pulau Padar, siang itu kami harus melanjutkan perjalanan. Tujuan hoping island berikutnya adalah Pulau Komodo dan Pink Beach. Pulau Kanawa terpaksa harus di skip karena melihat waktu dan lambatnya laju kapal sehingga tidak memungkinkan untuk mencapai Pulau Kanawa di hari itu juga. Untuk lebih menikmati pulau-pulau cantik di Labuan Bajo ini sebaiknya memang memilih Living On Board (LOB) setidaknya 3 hari 2 malam berlayar dan pasti lebih seru.
Selain santapan siang yang sudah tersaji diatas kapal, mata kami juga senantiasa disuguhkan pemandangan cantik jejeran pulau-pulau cantik tak berpenghuni yang memukau mata. Kak oyan sambil menunjuk salah satu pulau, bercerita bahwa beberapa pulau disini mirip dengan dinosaurus. Saya pun mengangguk mengiyakan setelah melihat salah satu pulau yang mirip kepala Tyrex yang sedang rebahan.
Taman Nasional Pulau Komodo
Sekitar pukul dua siang kapal Komodo Enterprise yang kami tumpangi mendarat, ga menyia-nyiakan waktu, kami bergegas menuju kantor tempat penjualan tiket. Cukup jauh juga. Harga tiket per orangnya Rp 100.000 sudah termasuk trekking. Saya, Satya, Kak Eka, Kak Badai, dan Kak Pino jadi satu geng ditemani oleh ranger pak Abdullah. Karena waktu yang tak cukup, kami hanya mengambil super short track, dari 4 jenis trek yang tersedia selain Short, Medium and Long Track. Super short track ini hanya berjarak 800 m PP kita sudah bisa menemukan komodo. Selfie-selfie kemudian pulang *eh gimana
Sambil berjalan menyusuri track, pak Abdullah mulai bercerita tentang kawasan Taman Nasional Pulau Komodo ini. “Komodo punya dua predator, yaitu komodo itu sendiri dan burung elang, makanya setelah komodo menetas dari telurnya, mereka akan naik ke pohon lontar yang ada disini untuk menghindari predatornya. Biasanya mereka selalu berada diatas pohon selama 2 hingga 3 tahun”, jelas pak Abdullah.
Tak sampai 500 m kami menemukan satu komodo yang lagi leyeh-leyeh di Hutan Asam. Sepertinya dia tidak terganggu dengan kehadiran kami. Meski begitu, kami tetap harus hati-hati dan waspada apalagi jika ingin mengambil gambar. Saya sendiri agak was-was begitu mendekat dibelakang komodo untuk berfoto. Kita tidak boleh berisik dan membuat gerakan tiba-tiba karena itu bisa mengganggu komodo.
Ah, akhirnya bisa juga melihat hewan purbakala ini dari dekat. Meski singkat saya cukup puas bisa berada disini. “Next, saya harus mengunjungi Pulau Rinca”, batin saya kemudian.
Pink Beach
Hari sudah mulai senja ketika kami tiba di Pink Beach. Jarak antara Pulau Komodo dan Pink Beach memang tak terlalu jauh. Kapal kami menjatuhkan sauhnya di kejauhan dan kami harus menggunakan kapal sekoci lagi untuk mencapai daratan Pink Beach ini. Disini pun kami tak bisa lama-lama karena hari sudah senja, warna merah jambu sudah tak begitu kelihatan lagi. Beberapa dari kami memilih untuk berenang cantik ala-ala di pantai ini. Sementara saya dan beberapa teman blogger, memilih naik keatas bukit. Dari atas sini, pemandangan tak kalah cantiknya.
Dasar memang ngeyel ya, kami baru turun ke bawah saat hari sudah mulai gelap. Kapal sudah mulai menjauh untuk karena pasang surut air laut. Ketika ingin kembali ke kapal, sekoci kami dihantam oleh ombak besar sebanyak dua kali yang bikin kapal kecil ini oleng. Cukup bikin merinding dan untungnya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Cek juga cerita perjalanan saya mengunjungi Nusa Tenggara