Jalan-jalan ke Taiwan kali ini (lagi-lagi) cukup bikin saya galau. Saya sempat ingin membatalkan trip backpacker ke Taiwan ini ‘dimenit-menit’ terakhir. Tiket pesawat yang ada hanya Kuala Lumpur—Taiwan—Singapura. Sementara, untuk tiket pesawat Jakarta-Kuala Lumpur pun belum ada (saya baru beli ketika Visa Taiwan sudah keluar), akomodasi belum dipesan, dan itinerary ke Taiwan belum ada yang fix mau kemana saja.
Alasan saya ga berasalan banget sebenarnya. Saya sedang merasa capek traveling. Menjelang keberangkatan saya, Fahmi, dan Velyz masih sibuk jalan-jalan di Bali. Untungnya, saya masih ada emak blogger kesayangan, kak CeritaEka, yang merepeti saya supaya jangan membatalkan dulu hanya karena alasan capek. Untungnya masih ada masa injury time. Seminggu sebelum berangkat, Saya terbang ke Jakarta untuk mengurus visa Taiwan express.
Tips:
Harga tiket pesawat Bali-Kuala Lumpur hampir sama dengan Bali – Jakarta – Kuala Lumpur.
Sebelumnya saya sempat ke Jakarta dengan niat mengurus Visa Taiwan. Namun karena ada beberapa data dan persyaratan yang belum saya miliki seperti surat keterangan kerja, dan data-data lain untuk diinput. Kan saya ‘pengacara’, pengangguran banyak acara, dapat dari mana surat keterangan kerja? Saya pun jadi malas. Ditambah adanya ajakan trip ke Pulau Kei, dan trip-trip lainnya bikin saya lupa sejenak mengurus Visa Taiwan ini.
Note:
Surat keterangan kerja Visa Taiwan ini akan saya jelaskan dibawah ya. Baca terus!
Selepas trip ke Pulau Kei, saya kembali ke Bali tanpa membawa Visa Taiwan di paspor. Masih galau apakah jadi pergi atau tidak. Dipikir-pikir sayang juga tiket pesawat sudah dibeli.
Dua minggu sebelum keberangkatan saya masih belum punya visa. Saya coba mengajukan ke DwiDaya Tour Bali yang ada di Jl. Bypass Ngurah Rai untuk membantu mengurus visa Taiwan saya. Permohonan saya ditolak, karena waktunya yang sudah mepet.
Salah seorang pegawai DwiDaya Tour, saya lupa namanya, menjelaskan kalau pengurusan visa oleh agen perjalanan itu tidak bisa cepat. Dengan profesional dia menjelaskan tahap-tahapnya dan tidak berani menerima karena kemungkinan visa akan terlambat tiba di Bali.
Seminggu sebelum keberangkatan ke Taiwan saya pun terbang ke Jakarta, saya ingat itu hari Jumat. Saya masih males juga mempersiapkan segala sesuatunya dan malah asik ketemu kangen dengan Yuki dan Lae Bojo-nya dan Suci Rifani disalah satu cafe dibilangan Cikini.
“Kan sabtu-minggu libur, masih ada dua hari lagi santai”, begitu ucapan setan malas dikepala saya.
Sekedar informasi:
Taiwan ga punya Kedutaan (embassy) di Jakarta, hanya ada kantor representatif, yaitu:
Taipei Economic and Trade Office (TETO)
Gedung Artha Graha lantai 12, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta.Jam Operasional Taipei Economic and Trade Office (TETO) melayani pengajuan visa dari Senin-jumat dari pukul 08.30-11.30, dan pengambilan visa dari pukul 13.30-16.00
***
Senin pagi kira-kira pukul 6, saya sudah memesan ojek ke arah Margonda Depok, sebelum berangkat ke TETO saya sudah nangkring dulu di kangfoto Cemerlang Margonda yang saya tahu biasanya sudah buka pagi-pagi sekali. Iyes, saya belum punya pasfoto terbaru untuk visa Taiwan ini hahaha (kebangetan malesnya).
Saat tiba di TETO lantai 12 Gedung Artha Graha, saya langsung menanyakan ke pak satpam.
“Mau bikin express mas”, kata saya sok polos. Bapak itu kemudian membantu cek data-data saya kemudian menyiapkan satu lembar nota yang menandakan dokumen ekspress. Tak lama, saya disuruh langsung ke konter visa umum yang tampak kosong. Berbanding terbalik dengan loket sebelah yang khusus bikin visa TKI.
Saya memberikan dokumen saya ke cici diseberang sana. Sambil melihat berkas dengan sangat cepat dia kemudian dia bertanya,
“Ga ada undangan?”, katanya sambil menyiapkan invoice saya. Mungkin karena melihat isi surat keterangan pekerjaan saya cantumkan sebagai travel blogger.
“Enggak, mba”, jawab saya jujur. Dalam hati, emang ditolak proposalnya karena cuma berdua (jujur banget orangnya)
Sat-set-sat-set… invoice saya sudah jadi dan disuruh untuk membayar ke loket kasir yang ada diujung seberangnya. Untuk visa Taiwan express (satu hari), saya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 975.000,-.
Iyes, mahal banget. Ini semua berkat setan malas huh.
Normalnya, untuk biaya visa single entry adalah Rp 650.000,- sementara untuk multiple entry Rp 1.300.000,- namun untuk ekspress atau satu hari, ada tambahan sebesar 50% dari biaya normalnya. Meski sudah membayar yang ekspress, saya masih sempat khawatir kalau visa Taiwan saya di tolak karena buru-buru. Tapi ternyata semua cuma perasaan babang saja.
Persyaratan Visa Taiwan
Daftar persyaratan Visa Taiwan sebenarnya cukup mudah, ges. Lain hal kalau kamu juga terserang ‘setan malas’ tingkat tinggi menjelang keberangkatan seperti saya ini. Mending jangan sih hahaha. Lumayan budget 50% itu buat naik ke Observatory Taipei 101 apalagi kalau ditambah diskon promo code Klook virustraveling.
Berikut syarat visa Taiwan yang perlu kamu siapkan:
-
Formulir Visa Taiwan
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menyiapkan dan mengisi formulir Visa Taiwan yang bisa diisi secara online. Silahkan isi formulir Visa disini.
-
Pasfoto Terbaru (2 lembar)
Siapkan pasfoto terbaru kamu sebanyak 2 lembar dengan ketentuan: ukuran 4cm x 6cm, berwarna dengan background putih.
-
Paspor + Fotokopi Paspor
Siapkan juga paspor kamu dengan masa berlaku paspor minimal 6 bulan untuk visa single entry dan 12 bulan untuk visa multiple entry. Jangan lupa difotokopi, yak!
-
Surat Keterangan Kerja
Seperti cerita saya diatas, salah satu persyaratan yang harus saya penuhi adalah Surat Keterangan Kerja dari kantor atau dari sekolah buat yang masih jadi pelajar unyu-emes. Sebagai seorang full time travel blogger, saya tidak punya surat keterangan kerja ini. Saya sudah coba untuk Googling mengenai persyaratan ini dan tidak menemukan hasilnya.
Akhirnya saya coba kontak pihak TETO. Meski rada lama, ada juga yang mengangkat walau dengan nada judes dan terburu-buru.
Saya disuruh bikin “Surat Keterangan Tidak Bekerja” saja dengan tanda tangan dan materai 6000. Walah, ternyata begitu tok. Jadilah saya bikin Surat Keterangan Tidak Bekerja ini malam sebelumnya.
File “Surat Keterangan Tidak Bekerja” yang sempat saya ajukan entah kemana. Jadi, saya coba bikin ulang, nanti kamu bisa modifikasi sesuai keperluan, ya!
-
Rekening Koran Tabungan
Siapkan juga rekening koran kamu untuk 3 bulan terakhir. Untuk mendapatkannya mudah banget. Kamu tinggal mendatangi bank untuk print atau bisa juga cetak online jika kamu punya internet banking. Saya sih print lewat internet banking. Ga perlu image rekening koran saya disini kan, ges!
-
Fotokopi Kartu Keluarga
Setelah selesai membayar, saya dikasih nomor pengambilan Visa Taiwan dan disuruh datang keesokan hari dari pukul 13.30 – 16.00. Tadaaa… Visa Taiwan saya pun jadi.
***
Bebas Visa Taiwan
Normalnya untuk wisatawan Indonesia yang pengen ke Taiwan membutuhkan visa turis (kunjungan wisata). Namun, buat kamu bisa mendapatkan bebas Visa Taiwan apabila memiliki visa atau ijin tinggal yang masih berlaku dari negara-negara berikut: Amerika, Jepang, Korea, Australia, New Zealand dan Uni Eropa.
Informasi bebas Visa Taiwan kamu bisa cek langsung ke situs resminya.
Teman jalan saya ke Taiwan, Velyz Littlenomadid, dia mendapatkan bebas visa karena sebelumnya memiliki Visa New Zealand dan Australia. Pastikan kamu print berkas-berkasnya atau membawa paspor lama jika perlu. Saat di imigrasi bandara Taipei, Velyz sempat ditanyain cukup lama, untungnya dia membawa berkas-berkas dan bisa menunjukkan paspor lama yang terdapat visa NZ dan Aussie tersebut.
Begitulah drama galau waktu mengurus Visa Taiwan kemarin. Pun ketika postingan ini saya tulis di Hualien, Taiwan, saya masih belum punya rencana perjalanan atau itinerary yang matang. Saya cuma ngekor velyz yang juga ga punya itinerary hahaha. Ada yang mau ngikut itinerary taiwan saya? Tenang saya bakal bikin koq. Sering saja pantengin halaman Itinerary virustraveling.
Eh, tapi, kalau ga deramah ga ada yang diceritain, ya kan? Salam dingin-dingin empuk dari Hualien.
***
FYI, tips ini saya tulis saat akan melakukan perjalanan ke Taiwan tahun 2017 yang lalu, mungkin terdapat beberapa informasi yang sudah tidak update lagi. Saya akan berusaha untuk selalu melakukan update.