Main ke Kampung Warna Warni di Bau Bau

Fisik yang lelah sehabis kembali dari Sentani, Jayapura plus drama bego ketinggalan pesawat saat transit di Surabaya mengharuskan saya hanya punya waktu istirahat sehari saja. Esoknya, saya akan berangkat lagi menuju Kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara untuk melihat Kampung Warna Warni.

Advertisements

Makin terasa lelah ketika saya harus melewati transit panjang sekali lagi. Dari Bali menuju Jakarta, transit Makassar, sebelum tiba di Kota Bau Bau. Lelah, pasti. Namun, rasa penasaran akan kampung tenun warna warni di salah satu sudut Kota Bau Bau, justru memantik semangat baru.

Lagi pula saya ingin bernostalgia sedikit dengan Kota Bau Bau sejak kunjungan terakhir saya di tahun 2015. Tak ingin pula melewatkan beberapa tempat wisata di Bau Bau yang bakal dikunjungi. Nanti akan saya tulis terpisah saja wisata sehari di Bau Bau. Saya pun setuju untuk ke Jakarta terlebih dahulu.

Baca ini juga: Benteng Keraton Buton, benteng terluas sedunia

Spoiler dikit, ya! Lanjut terus baca ke bawah!

kampung warna warni buton
Kampung Tenun warna warni Bau Bau

 

Kampung Warna Warni

Kampung warna warni sebenarnya sudah tak asing di telinga saya. Meski berbeda-beda penyebutannya. Ada yang dinamai kampung pelangi, atau kampung ragam warna. Ga sekali dua kali pula saya melihat keberadaan kampung yang di cat warna warni saat mengunjungi beberapa daerah di Indonesia.

Saat trip ke Pulau Kei bulan Oktober 2017 silam misalnya, kami sempat berhenti di ujung jembatan Watdek yang menghubungkan Kota Tual dengan Kabupaten Maluku Tenggara. Kami cukup tertarik melihat warna-warni pelangi yang terlihat dari jendela mobil dan memutuskan untuk berhenti dan melihat daya tariknya dari kejauhan.

kampung pelangi tual pulau kei
Kampung Pelangi di Tual, Kei

Ternyata, selain kampung pelangi, masih dari jembatan Watdek, di seberangnya terdapat kampung Merah Putih yang memang hanya dicat dengan warna merah dan warna putih saja.

kampung merah putih tual pulau kei
Kampung Merah Putih di Tual, Kei

Ternyata lagi, kedua kampung warna – warni di Kota Tual, Kei yang sempat saya kunjungi ini merupakan salah satu bagian dari CSR Pacific Paint Indonesia. Dalam misi Corporate Social Responsibility Pacific Paint, perusahaan cat pertama di Indonesia ini memang secara konsisten ingin membantu mensukseskan program-program pemerintah dalam mempromosikan destinasi wisata baru secara khusus yang melibatkan kegiatan masyarakat setempat.

Tak hanya di Pulau Kei, baru-baru ini yang saya ketahui adalah program kampung ragam warna di Desa Mranggen di Kabupaten Kendal.

Baca juga: Mengunjungi Pulau Ular, pesonanya tak seseram namanya

 

Kampung Tenun Topa, Kampung Warna Warni di Bau Bau

Nah, kali ini, Pacific Paint Indonesia mengajak saya ke Bau Bau untuk melihat salah satu kampung tenun yang disulap menjadi kampung warna warni. Saya merasa beruntung banget bisa ikutan hadir langsung.

Adalah kampung Topa Sula’a, salah satu kampung nelayan sekaligus kampung tenun yang berada di dekat pelabuhan Topa, menjadi lokasi kampung warna – warni yang didukung sepenuhnya oleh Pacific Paint Indonesia.

kampung tenun warna warni bau bau

“Saya turun disini, deh!”, ucap saya ke supir saat mobil kami tiba di Kampung Topa Sula’a.

Dari gerbang masuk, saya langsung terpikat dengan warna rumah di kampung ini yang sudah berganti dengan cat warna warni cerah. Langsung deh nyolong start menyusuri jalanan kampung melihat satu per satu rumah.

Rumah-rumah penduduk di Kampung Topa Sula’a ini didominasi oleh rumah panggung. Cerita salah seorang penduduk yang saya temui disana, kehidupan masyarakat di kampung Topa ini umumnya hidup sebagai nelayan. Kaum ibu yang umumnya adalah ibu rumah tangga memilih menenun di kala suami melaut.

Nah, bagian bawah rumah panggung inilah yang kemudian dijadikan sebagai tempat untuk menenun.

Advertisements
satya winnie di kampung warna warni bau bau
Kampung Tenun warna warni Bau Bau.
IF @satywinnie

ibu penenun di kampung warna warni

ibu rumah tangga menenun kain tenun bau bau

Di salah satu rumah, saya dan beberapa teman travel blogger menemui beberapa ibu yang sedang asik menenun. Untuk satu proses kain tenun sendiri membutuhkan waktu hingga dua minggu bahkan lebih tergantung dari tingkat kesulitan coraknya. Harganya berkisar antara Rp 200.000,- hingga Rp 1.000.000,-.

kain tenun bau bau
Warna warni kain tenun Buton
kain tenun buton
Corak kain tenun Buton

Ragam warna kain tenun Buton ini sungguh menggoda. Satya Winnie, adek butet saya misalnya, cukup sering mengatakan ingin membeli kain tenun yang dipakai salah seorang anak gadis disana.

Dari pada beli di toko bisa langsung beli disini, loh.

 

Kampung Tenun Instagramable

Hadirnya Pacific Paint Indonesia di kampung Topa Sula’a Kota Bau Bau ini memang menambah daya tarik baru. Selain sebagai penghasil kain tenun khas Buton, kampung tenun menjadi lebih meriah dengan warna – warni cerah sepanjang mata memandang, dan tentu saja menjadi lebih instagramable.

Tengok saja kelakuan kami sebagai petani konten saat menyusuri kampung tenun warna – warni di Topa Sula’a dari ujung ke ujung.

satya winnie di kampung tenun buton

wisata ke kampung tenun warna warni bau bau
IF: @Lindaleenk @atemalem @satyawinnie

 

***

Satu grup kecil beranggotakan enam orang dewasa mengenakan pakaian adat khas Buton dengan dominasi warna hitam dan coklat tampak sedang bersiap-siap. Rupanya mereka akan menari Tarian Mangaru menyambut rombongan Walikota Bau Bau dan Sultan Buton yang hadir setelahnya.

tarian mangaru buton

Ah, keasikan keliling kampung warna – warni ini duluan. Lupa kalau belum diresmikan.

Silahkan tonton video perjalanan kami saat mengunjungi Kampung Warna Warni di Kota Bau Bau.

***

Buat kalian yang pengen mengunjungi Kampung Tenun warna warni di kampung Topa Sula’a, Kota Bau Bau ini bisa cek lokasi Google Maps disini.

Baca juga destinasi wisata di Sulawesi yang lain disini.

Scroll to Top