Mencicipi Lontong Orari Makanan Khas Banjarmasin
Berhenti di Banjarmasin, tim Terios 7 Wonders menyempatkan menikmati Lontong Orari, makanan khas Banjarmasin. Waktunya wisata kuliner Banjarmasin.
Berhenti di Banjarmasin, tim Terios 7 Wonders menyempatkan menikmati Lontong Orari, makanan khas Banjarmasin. Waktunya wisata kuliner Banjarmasin.
Bila bertandang ke Kalimantan Selatan dan kebetulan mampir di Kabupaten Tabalong, kamu harus mencoba Paliat, makanan khas Kalimantan Selatan yang lezat.
Selepas dari daerah Kandangan melihat indahnya pesona anggrek hutan, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Amuntai selama kurang lebih dua jam yang menjadi kota terakhir di etape Banjarmasin—Kandangan—Amuntai hari itu. Di kota ini, kami akan bermalam dan beristirahat. Pukul 5 subuh keesokan harinya tim Terios 7 Wonders sudah siap di halaman parkir Hotel Lambung Mangkurat. Begitulah
Salah satu keajaiban yang kami kunjungi saat road trip di Kalimantan adalah Bunga Anggrek Hitam, anggrek hutan langka hanya tumbuh di Kalimantan.
Monyet Bekantan adalah hewan endemik khas pulau Kalimantan dan dapat ditemukan hidup liar di Pulau Kaget Kalimantan Selatan.
Kepulauan Maratua menjadi tujuan akhir petualangan saya dan tim Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure. Bahagia sekaligus bangga bisa mengikuti seluruh rangkaian acara mulai Palangkaraya hingga sampai di Maratua yang cantik ini. Mengunjungi kepulauan Maratua dan mengeksplore sekitarnya sudah menjadi impian saya sejak lama. Beruntung saya diajak oleh Daihatsu Indonesia bahkan ikut berpetualang melihat liarnya
Sangatta – Berau yang memiliki panjang sekitar 255 km dengan jarak tempuh hingga 12 jam merupakan etape terakhir dari rangkaian Terios 7 Wonders “Borneo Wild Adventure”. Setelah sempat bermalam di daerah Sangatta, saya dan teman-teman dalam rombongan Terios 7 Wonders kemudian melanjutkan perjalanan menuju Berau hingga ke Kepulauan Maratua yang menjadi tujuan akhir perjalanan darat
Setelah menempuh sekitar 4 jam perjalanan dari Desa Budaya Pampang, kami pun tiba di Wonders ke-6, yaitu Taman Nasional Kutai di Sangkima. Tak terasa ekspedisi Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure ini akan segera selesai. Tinggal satu wonders dan satu etape lagi hingga nanti berakhir di Kepulauan Maratua. Tak sabar rasanya pengen cepat-cepat sampai disana,
Saya belum pernah sama sekali melihat Suku Dayak secara langsung di bumi Kalimantan. Bayangan saya selama ini Suku Dayak itu tinggal di pedalaman-pedalaman dengan kehidupan alam yang liar dan penerapan adat istiadat yang masih sangat kental (keras). Beruntung, saya dan tim Terios 7 Wonders “Borneo Wild Adventure” mengunjungi salah satu Suku Dayak, yaitu ke kampung
Udara pagi yang dingin membangunkan saya yang tidur hanya beralaskan kasur tipis. Saya malas sekali beranjak dan hanya menoleh melihat mas Harris Maul disebelah kanan yang tampak masih pulas, sementara disisi lain dengkul mas Fahmi Catperku tepat mengarah diwajahku. Padahal hari ini kami mau melihat orang utan kalimantan secara langsung. Sebagian dari kami tidur umpel-umpelan
Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure tak melulu bercerita tentang perjalanan menyusuri bumi Kalimantan yang dimulai dari Palangkaraya melihat orang utan di TN. Sebangau hingga saat ini kami tiba di Samarinda sehabis melihat aksi hewan-hewan buas di Penangkaran Buaya Teritip Balikpapan. Siang itu rombongan Terios 7 Wonders sudah ditunggu dihalaman SMK Bhakti Loa Janan, Kutai
Pagi itu, tanggal 17 September 2015, kami semua berkumpul di pelataran Hotel Hakaya Balikpapan untuk mendengarkan briefing dari ketua geng, Pak Endy, tentang perjalanan yang akan kami tempuh hari itu. Dari kota Balikpapan ini, kami akan beranjak menuju Kota Samarinda untuk melakukan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility di beberapa sekolah. Namun sebelum itu,